Rabu, 15 April 2009

Perlu di Baca

Perang Melawan PHK

Oleh: Ika Romika Mawaddati

(Ativis Forum Study Islam FAI Unmuh Malang)

Ika85_romik@yahoo.com

Akhir-akhir ini, PHK ibarat hantu yang sering berkeliaran baik petang maupun siang. Tak perduli tua, muda, perempuan, laki-laki, semua dihantui. Lebih-lebih bagi para buruh, pegawai, karyawan dan sejenisnya. Itu sebabnya, banyak orang resah, menjalani kehidupanya. Belum melihat sosoknya sudah puyeng . Hanya sekedar mendengar bahwa kantornya atau pabriknya mau mengadakan pengikisan tenaga kerja , sudah gelisah dan stres. Apalagi bersetuhan langsung dengan makhluk yang namanya PHK, Sampai-sampai rela mempercepat menuju alam kubur sebelum waktunya, supaya tidak bertemu dengan makhluk ersebut.

Sebagai manusia yang jelas-jelas merupakan makhluk termulia, tentunya harus lebih pintar dari makhluk lainya. Dalam artian, bisa mempertahankan hidupnya bagaimanapun keadaanya. Jangan sampai karena PHK, melupakan sisi kemanusiaan, saling menghancurkan satu sama lain hanya demi mempertahankan hidup. Rela melakukan berbagai macam cara untuk bertahan hidup. Walaupun harus mencuri, marampok, menjabret ataupun korupsi yang jelas-jelas merugikan, tidak cuma hanya seorang, bahkan sampai seluruh waraga negara dirugikan gara-gara satu orang yang korupsi. Untuk mempertahankan supaya perut tetap kenyang. Kita harus yakin, pasti menang melawan PHK.

Untuk melawanya, kita perlu usaha. Tanpa usaha tidak mungkin mampu. Usaha yang terpenting adalah keyakinan dan kesungguhan sereta tidak putus asa. Sebab tiada usaha yang dihargai dan tiada prestasi yang dilupakan. Selain usaha, juga perlu senjata. Ibarat tentara berperang, tanpa senjata tidak mungkin menang. Kini saatnya manusia melawan hantu yang bernama PHK. Itu berarti, bukanya menghindari, tetapi harus berani menghadapi.

Senjata yang penulis tawarkan adalah totalitas. Totalitas atau usaha dengan sepenuh hati. Untuk mendapatkan senjata tersebut tidaklah sulit, hanya butuh satu tekad yaitu kesungguhan. Maksudnya, dalam setiap gerak langkah, harus dipenuhi dengan kesungguhan untuk menjalankanya. Satu contoh kecil, kesungguhan dalam menuntun ilmu.

Sekarang, zamannya sekolah. Tidak ada yang tidak sekolah. Namun, tidak semua yang total dalam sekolah. Hanya sekolah tetapi malas belajar. Sehingga tak jarang menemui sarjana, tapi tak bisa apa-apa. Padahal, dengan totalitas, belajar sungguh-sungguh pasti setelah lulus benar-benar menjadi sarjana dengan segudang ilmu dan kemampuan. Dengan kemampuan yang benar-benar mampu tersebut, tentu akan mampu mempertahankan hidup.

Buruh pabrik yang pintar. Jika di PHK, bisa berganti menjadi wiraswasta. Misalkan memasak yang benar-benar bisa memasak. Sehingga, lahirlah bos catering sukses. Karyawan pintar yang di PHK. Bisa menulis novel, atau sejenisnya. Tentunya mampu mempertahankan hidup dengan karyanya. Pegawai cerdas yang di PHK, dapat berdagang dengan keahliannya. Tentunya tetap makan menjadi pedagang sukses. Dan masih banyak cara lainya.

Dalam berperang selain senjata, tentunya juga perlu kesabaran, dan ketahanan, untuk meraih kemenangan Jangan lelah dan menyerah sebelum mencapai kemenangan. Kita harus yakin dengan keistimewan yang kita miliki sebagai manusia. Dengan totalitas, pasti mampu melawan PHK. Saatnya Berperang melawan hantu PHK.


Nama : Ika Romika Mawaddati

Pendidikan: Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam Unmuh Malang

Alamat : Sidonganti Kraton Kencong Jember

Aktif sebagai anggota Forum Studi IslamFakultas Agama Islam

3 komentar:

  1. afdddddddddddddddddddddddddddddd

    BalasHapus
  2. Sistem pendidikan telah mencetak kita untuk menjadi buruh bukan enterpreneur.

    BalasHapus
  3. Siapa bilang? malah kalau dilihat buruh-buruh yang ada maaf lo ya? mayoritas karna belum menuntaskan pendidikanya. bagaimana kita bisa mengembangkan multi intelegensi kita dalam lembaga pendidikan. jika kreatif pasti bisa. pendidikan untuk mengembangkan potensi manusia yang tersembunyi.

    BalasHapus